Jumat, 22 April 2011

Pendidikan

DISKUSI PENDIDIKAN: Indonesia Alami Krisis Karakter
 Indonesia mengalami krisis dalam menjaga karakter bangsa. Akibatnya, persoalan-persoalan sosial merajalela di masyarakat.
Demikian terungkap dalam diskusi pendidikan yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (BEM FKIP Unila), Selasa (19-4). Diskusi ini mengusung tema Menyoroti buta aksara dan pendidikan moral di daerah pesisir.
Diskusi menghadirkan pemateri, di antaranya Wakil Pemimpin Redaksi Lampung Post Heri Wardoyo, pengamat pendidikan sekaligus akademisi pendidikan Herpratiwi, dan Muhadi selaku tokoh masyarakat pesisir. Sebagai moderator yakni Gubernur BEM FKIP Unila Rahmat Nurudin.
Heri Wardoyo menjelaskan penyebab kurang kuatnya karakter bangsa Indonesia saat ini disebabkan empat hal. Pertama, kurangnya kepercayaan antarsosial atau zero trust society. Contoh terkecil adalah jual beli nilai di sekolah atau pembocoran kunci jawaban saat ujian nasional. Kedua, kurangnya kepedulian antarsosial.
Ketiga, kurangnya keberadilan di negeri ini karena adanya kesenjangan sosial. Terakhir, karena bangsa ini cenderung hedonis.
Menurut dia, hanya pendidikan yang bisa menghilangkan kesenjangan sosial yang ada di negeri ini. Namun, ketidakmurnian nilai dalam pendidikan yang seharusnya bisa menjadi kunci penyelesaian masalah justru belum mampu dicapai dengan baik.
Sementara itu, Herpratiwi mengatakan pendidikan karakter bangsa Indonesia dikembalikan pada karakter-karakter yang dibangun pada setiap sila Pancasila yang meliputi berketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial.
Sedangkan Muladi berpandangan pendidikan masyarakat pesisir perlu penanganan yang berkesinambungan, tidak bisa secara instan hari ini juga bisa diubah. (MG14/S-2)
sumber berita: BANDAR LAMPUNG (Lampost, 22 April 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer